
Mulai dari pemberian beasiswa Bidikmisi bagi mahasiswa PTN dan PTS, hingga menaikkan 10 persen dari kapasitas PTN untuk menampung lebih banyak mahasiswa. Akibatnya, mahasiswa di PTN membeludak. Ruang-ruang kelas penuh sesak oleh mahasiswa.
Kondisi serupa, bahkan lebih parah, bisa kita lihat di berbagai PTS. Banyak kampus swasta menerima mahasiswa baru sebanyak-banyaknya. Sementara soal kualitas, masih dipertanyakan. Sehingga tidak heran jika ada ungkapan perguruan tinggi di Indonesia ibarat pabrik sarjana. Hanya mencetak lulusan bertitel sarjana tetapi tidak memiliki kualitas dan kompetensi.
Menurut pakar pendidikan Anita Lie, istilah "pabrik sarjana" sebenarnya lumrah jika melihat kondisi Indonesia saat ini. "Bagaimana enggak jadi pabrik, populasi kita saja sekian banyak," kata Anita, ketika berbincang dengan Okezone melalui telepon, Rabu (7/5/2014).
Menurut Anita, masih banyak kampus yang tidak layak beroperasi di Indonesia. Meski demikian, Anita optimistis, masyarakat akan belajar tentang pentingnya kualitas pendidikan tinggi, bukan sekadar titel sebagai embel-embel nama.
Masyarakat, imbuhnya, akan makin pintar menilai mana kampus yang berkualitas dan mana yang tidak. Pada akhirnya, penilaian itu akan menentukan pilihan mereka.
"Mereka akan sadar, pada akhirnya lulusan dari kampus tidak berkualitas itu akan ditertawakan juga," imbuh guru besar di Universitas Widya Mandala (UWM), Surabaya, itu.
Anita menegaskan, pemerintah dan stakeholder pendidikan tidak bisa melepaskan unsur kualitas dari pendidikan tinggi. Pemerintah pun perlu segera membenahi kualitas institusi kampus, tapi bukan hanya dari segi administratif.
Dia mengeluhkan, jangan sampai pembenahan administratif tersebut menghabiskan seluruh waktu dosen. Misalnya untuk pengisian borang data dosen atau untuk keperluan akreditasi. Anita tidak menampik pentingnya akreditasi bagi perguruan tinggi. Tetapi, dia mengkritik prosesnya yang sangat menghabiskan waktu.
"Sementara itu, kita masih butuh banyak kampus berkualitas. Jadi lebih baik kita alokasikan waktu untuk membenahi kualitas pendidikan tersebut," tuturnya
[okezone.com]

0 comments:
Post a Comment